Bayi Bersandar di Bahu, setelah Itu Mesin Penopang Dimatikan
Dalam kondisi antara hidup dan mati akibat tumor otak, Jayne Soliman berhasil melahirkan bayi perempuan. Si jabang bayi itu kini berada dalam kondisi sangat sehat.
MAHMOUD Soliman seperti terombang-ambing antara dua kutub yang berseberangan, bahagia sekaligus berduka. Pria Mesir itu bungah karena baru saja mendapatkan anak, seorang bayi perempuan yang diberi nama Aya Jayne, Sabtu akhir pekan lalu. Tapi, pada saat yang sama, dia harus menangis karena istri tercinta, Jayne Soliman, menutup mata untuk selamanya.
“Jayne sangat ingin menjadi ibu. Dan saya yakin, dia akan menjadi ibu yang hebat,” katanya kepada Daily Mail di kediaman mereka di Bracknell, Berkshire, Inggris.
Meski sangat berduka, Mahmoud patut berbangga kepada mendiang istrinya itu. Sebab, ketika melahirkan Aya Jayne secara caesar, perempuan 41 tahun yang bernama gadis Jayne Campbell tersebut bisa dibilang berada dalam kondisi antara hidup dan mati. Betapa tidak, dia sudah dinyatakan mati otak selama dua hari akibat tumor. Dia belum dinyatakan mati hanya karena jantungnya masih berdetak berkat dukungan mesin.
Dalam kondisi antara hidup dan mati akibat tumor otak, Jayne Soliman berhasil melahirkan bayi perempuan. Si jabang bayi itu kini berada dalam kondisi sangat sehat.
MAHMOUD Soliman seperti terombang-ambing antara dua kutub yang berseberangan, bahagia sekaligus berduka. Pria Mesir itu bungah karena baru saja mendapatkan anak, seorang bayi perempuan yang diberi nama Aya Jayne, Sabtu akhir pekan lalu. Tapi, pada saat yang sama, dia harus menangis karena istri tercinta, Jayne Soliman, menutup mata untuk selamanya.
“Jayne sangat ingin menjadi ibu. Dan saya yakin, dia akan menjadi ibu yang hebat,” katanya kepada Daily Mail di kediaman mereka di Bracknell, Berkshire, Inggris.
Meski sangat berduka, Mahmoud patut berbangga kepada mendiang istrinya itu. Sebab, ketika melahirkan Aya Jayne secara caesar, perempuan 41 tahun yang bernama gadis Jayne Campbell tersebut bisa dibilang berada dalam kondisi antara hidup dan mati. Betapa tidak, dia sudah dinyatakan mati otak selama dua hari akibat tumor. Dia belum dinyatakan mati hanya karena jantungnya masih berdetak berkat dukungan mesin.
Kondisi Jayne itu tak berpengaruh kepada bayi di dalam rahimnya yang sudah berusia sekitar 26 pekan. Tim dokter John Radcliffe Hospital di Oxford yang menangani kasus tersebut melihat masih ada kesempatan bagi Jayne untuk melahirkan sang putri.
Karena itu, tanpa menunggu lebih lama, dokter menyuntikkan sejumlah besar steroid ke tubuh Jayne. Tujuan utamanya adalah membantu perkembangan paru-paru si bayi sehingga bisa tetap bernapas, meski kondisi sang ibu tidak stabil. Asupan steroid tersebut terus diberikan selama 48 jam. Setelah waktunya dirasa tepat, dokter lantas membedah perut Jayne untuk membantu kelahiran Aya.
Begitu proses persalinan usai, Mahmoud memperlihatkan Aya kepada Jayne, meski Jayne berada dalam keadaan tidak sadar. Dalam momen penuh haru itu, tangan ibu dan anak tersebut saling bersentuhan. Aya yang beratnya hanya 1,3 kilogram juga dibaringkan sebentar di bahu Jayne.
Sejenak mencecap kebahagiaan keluarga kecilnya, bapak baru tersebut lantas mengembalikan Aya ke ruang perawatan intensif. Selanjutnya, dia kembali ke kamar Jayne untuk menikmati kebersamaan terakhir mereka. Pria 29 tahun yang mengaku jatuh cinta kepada sang istri pada pandangan pertama itu seolah enggan berpisah. Dengan berlinang air mata, dia harus melepas kepergian sang istri dengan mematikan mesin penopang jantung. Itu harus dilakukan karena kondisi Jayne memang sudah tak mungkin untuk bertahan lebih lama lagi.
“Biasanya, saya yang selalu mengatakan kepada Jayney (panggilan sayang Mahmoud untuk Jayne), ‘Jika saya mati, lakukanlah ini.’ Dia biasanya menjawab, ‘Jangan mati dan meninggalkan saya sendiri.’ Tapi, justru dia yang meninggalkan saya duluan,” tutur Mahmoud. Pada hari itu juga, Jayne yang juara free skating Inggris pada 1989 dimakamkan di Reading, Berkshire, dengan dihadiri sekitar 300 teman dan kerabat.
Mempunyai anak perempuan, kata Mahmoud, adalah impian Jayne sejak mereka menikah pada Mei 2007. Mereka kali pertama bertemu di Abu Dhabi saat Jayne mengajar skating di sana.
Sempat mengalami keguguran di awal pernikahan, Jayne benar-benar antusias ketika dinyatakan hamil lagi. Dia berusaha keras menjaga agar kehamilan yang kedua itu baik-baik saja sampai saat melahirkan tiba. “Saya masih ingat USG pertama putri kami. Kami sangat senang dan berpelukan sambil menangis bahagia,” paparnya.
Tapi, Tuhan berkehendak lain. Awal pekan lalu, setelah melatih anak-anak didiknya di Bracknell Skating Club, malamnya dia tiba-tiba kolaps dan Mahmoud langsung melarikan Jayne ke rumah sakit dengan helikopter ambulans.
“Di saat-saat terakhir, jantungnya tetap berdetak demi anak kami. Saya tahu, dia tidak pernah menyerah. Dan saya akan memberitahukan itu pada putri kami. Saya akan mengatakan bahwa dia punya ibu yang sangat tulus menyayanginya,” tegas Mahmoud.
Aya -yang diambil dari Alquran dan berarti keajaiban- kini berada dalam kondisi sangat sehat di rumah sakit. “Perkembangan Aya sangat menggembirakan. Saya yakin dia akan tumbuh menjadi gadis yang sehat, kuat, dan cerdas,” kata David Phillips yang bersama sang istri, Lucine, bersahabat dengan Mahmoud dan Jayne
www.kaskus.us/