Evakuasi Mayat Korban Merapi

Foto Eksklusif Evakuasi Mayat Korban Merapi Jumat Dini Hari - evakuasi1.jpg
TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD
Salah seorang korban hendak dibungkus dengan kantung mayat saat evakuasi korban merapi di Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Jumat (05/11).
Foto Eksklusif Evakuasi Mayat Korban Merapi Jumat Dini Hari - evakuasi5.jpg
TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD
Dua orang anggota kopassus membantu melakukan evakuasi korban awan panas letusan Gunung Merapi di Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Jumat (05/11).
Foto Eksklusif Evakuasi Mayat Korban Merapi Jumat Dini Hari - evakuasi2.jpg
TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD
Tim SAR, TNI, dan Polri melakukan evakuasi korban awan panas letusan Gunung Merapi di Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Jumat (05/11).
Foto Eksklusif Evakuasi Mayat Korban Merapi Jumat Dini Hari - evakuasi4.jpg
TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD
Satu mobil dan seekor sapi terbakar usai terkena awan panas letusan Gunung Merapi di Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Jumat (05/11).
Foto Eksklusif Evakuasi Mayat Korban Merapi Jumat Dini Hari - evakuasi3.jpg
TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD
Anggota TNI membantu melakukan evakuasi korban awan panas letusan Gunung Merapi di Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Jumat (05/11).
sumber: www.tribunnews.com

Ada Air Terjun di Natural Hill

GB
foto : foto.detik.com

Bandung – Air terjun setinggi 50 meter itu mungkin bisa disebut keindahan alam yang tersembunyi. Keberadaannya masih jarang diketahui orang. Berada di antara Desa Panyandaan dan Gunung Cigugur, kejernihannya membuat siapapun ingin membasahi diri di bawah percikan airnya. Bisa jadi, jika kawasan wisata alam Natural Hill tidak mengangkat air terjun ini sebagai bagian dari fasilitas wisatanya, orang-orang di luar warga sekitar tidak pernah tahu Desa Cisarua pun memiliki air terjun. Tapi air terjun ini lokasinya diluar kawasan Natural Hill dan harus berjalan beberapa ratus meter terlebih dahulu. Termasuk menuruni ratusan anak tangga.
Menurut Dede (26) karyawan Natural Hill yang juga warga sekitar mengatakan warga menyebut air terjun ini air terjun Cicakung. Tapi setelah tanah yang berada di sekitarnya dimiliki Natural Hill, air terjun ini pun berganti nama menjadi air terjun Natural Hill.
Dede mengatakan, air terjun ini berasal dari mata air pegunungan asli. Terlihat dari airnya yang masih begitu jernih. Air ini juga yang dikonsumsi oleh warga sekitar untuk kehidupan sehari-hari. Tak hanya untuk warga sekitar tapi juga untuk daerah-daerah yang mendapat aliran air dari air terjun ini termasuk wilayah Cimahi.
Air terjun Natural Hill ini memang menjadi daya tarik yang menggoda bagi para pengunjung Natural Hill. Siapa yang tak mau menikmati kesegaran air mata pegunungan yang turun dari ketinggian 50 meter. Meski untuk itu, harus berjalan menempuh perjalanan selama 45 menit untuk jalur pendek dan sampai 1, 5 jam untuk jalur panjang.
Kedua jalur tersebut awalnya membawa pada alur yang sama. Bedanya, jika melalui jalur panjang, pengunjung akan dibawa berjalan melalui jalur-jalur pematang sawah sebelum menuju air terjun. Melalui jalan menurun, berkelok-kelok tapi menyuguhkan pemandangan gunung Cigugur dan lekuk-lekuk pematang sawah milik warga Panyandaan. Terlihat juga sungai kecil yang mengalirkan air dari air terjun untuk bermuara di beberapa tempat.
Jika lelah, ada dua tempat duduk terbuat dari bambu untuk beristirahat sekaligus menyuguhkan pemandangan indah Gunung Cigugur. Dari sini juga bisa terlihat air terjun Natural Hill yang ternyata terdiri dari dua air terjun. Tapi air terjun kedua arus airnya tidak sederas air terjun pertama dengan ketinggian yang juga lebih pendek.
Lelah pun mungkin akan tersapu ketika sampai di air terjun. Sambil bertelanjang kaki, rasakan dingin dan jernihnya air terjun Natural Hill. Meski tidak dibarengi dengan bebatuan besar dengan aliran air yang menganak sungai tapi banyak juga di antara pengunjung yang rela membiarkan dirinya basah. Jangan khawatir, aliran airnya juga tidak begitu deras. Telapak tangan pun masih bisa menyentuh dinding tebing air terjun.
Menurut Dede, banyak juga pengunjung yang mandi di air terjun ini. Mereka biasanya cukup lama menghabiskan waktu. Mungkin mengingat track yang harus dilalui cukup melelahkan juga. “Biasanya mereka di sini dari pukul 10.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB,” tutur Dede.
Jadi, jika memang berniat berlama-lama di air terjun ini, sebaiknya membawa perbekalan yang cukup. Termasuk baju ganti jika air terjun sudah benar-benar membasahi tubuh anda.
source : bandung.detik.com

Abu Merapi di Kota Bandung

Letusan Gunung Merapi memang dahsyat. Hujan abu dari gunung berapi itu tak hanya menimpa kawasan Magelang, Klaten, Sleman, Yogyakarta, dan sekitarnya namun juga wilayah Bandung, Jabar yang berjarak sekitar 500 km dari Magelang (lokasi Gunung Merapi).
Jika Kamis (4/11) abu mulai dirasakan warga Kabupaten Garut dan sebagian Kabupaten Bandung, maka pada Jumat (5/11) hujan abu mulai melanda Kota Bandung. Hujan abu di Kota Bandung memang masih sedikit dan sulit terdeteksi oleh mata dalam sepintas.
“Saya tahunya melihat di kaca mobil. Kok ada butiran putih,’’ kata Udan Hamdani (50 tahun), warga Jl Citarum, Kota Bandung.
Menurut Udan, hujan abu tersebut mulai terlihat sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu, ia baru selesai shalat Jumat di Masjid Pusdai, Jl Diponegoro. Begitu melihat kaca mobil, ada butiran sangat kecil di bagian kaca depan kendaraan tersebut. Setelah diamati ternyata butiran sangat kecil itu mirip dengan abu.
Semakin lama semakin banyak abu yang menempel di kaca mobil. Tak hanya mobil Udan, beberapa kaca mobil lain juga mengalami hal yang sama.
Dari hasil pantauan Republika, hujan abu mulai melanda wilayah Kota Bandung pada Jumat pagi. Menurut penuturan Kiki (30), warga Cileunyi, hujan abu mulai terlihat di wilayahnya sejak pukul 09.30 WIB. Ia pun mulai sadar akan adanya hujan abu ketika melihat bagian atap mobilnya yang berwarna hitam.
“Sangat jelas butiran abu tersebut. Warnanya putih keabuan,’’tutur dia.
Karena takut berdampak negatif terhadap kesehatan, Kiki menganjurkan keluarganya menggunakan masker. Ia khawatir hujan abu tersebut akan semakin banyak. Ia mengatakan, sehari sebelumnya, keluarganya yang berada di Pangalengan juga mengabarkan adanya hujan abu.
Hal serupa juga diungkapkan Dewi Yanti (35) warga Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Kata dia, hujan abu mulai dirasakan sekitar pukul 12.00 WIB. Awalnya ia tak menyadari, bahwa hujan abu mulai menerpa wilayahnya. ‘’Saya lihat di teras rumah kok banyak debu. Makin lama makin banyak. Saya baru sadar abu tersebut dari Gunung Merapi,” paparnya.

sumber: www.republika.co.id