Erupsi 2010 dicurigai akan berbeda. Hal ini terlihat dari berbagai kejanggalan yang ditunjukkannya. Bahkan dikhawatirkan erupsi kali ini akan eksplosif atau penuh hentakan dan mirip dengan kejadian 1930. Saat itu Merapi menelan korban ribuan jiwa.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo pun tidak bisa menutupi kekhawatiran tersebut.
“Atau di luar letusan normal. Aktivitas vulkanik meningkat tajam, baik seismik maupun deformasi,” katanya beberapa waktu lalu. “Ini benar-benar aneh,” sambungnya.
Kejanggalan yang terjadi karena tingginya aktivitas di dalam tubuh Merapi tidak segera muncul di permukaan. Bahkan hingga gempa multiphase mencapai angka 500 tidak juga muncul titik api diam.
dari dalam tidak segera dikeluarkan. Bisa jadi karena adanya sumbatan. Energi yang menumpuk inilah yang mePadahal, berdasarkan catatan yang dimiliki Harian Jogja, saat erupsi 2006 muncul titik api diam pertama ketika gempa multhiphase baru mencapai 197 kali. Hal ini yang mengkhawatirkan, karena adanya tenaga yang besar mungkinkan akan meledak sewaktu-waktu dan memunculkan hentakan besar.
Dengan kondisi ini pun perlakukan Merapi kali ini juga berbeda. Tanpa menunggu adanya titik api diam, status Merapi segera ditingkatkan dari Siaga ke Awas pada Senin (26/10). Status Siaga pun tidak berumur panjang yakni hanya dalam hitungan hari karena baru diberlakukan mulai Kamis (21/10). Padahal pada 2006 status Siaga berlangsung sekitar satu bulan.Bahkan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono mengatakan adanya peluang terjadinya erupsi dahsyat 1930. “Merapi akan menepati janjinya, bisa saja letusan tahun 1930 terulang ungkapnya di Sleman Jumat (22/10).
Letusan Merapi 1930 merupakan salah satu erupsi hebat Merapi. Sebanyak 13 desa di sekitarnya hancur dan memakan korban 1.400 orang. Begitu hebatnya letusan, abunya sampai ke Madura.
Berdasarkan catatan, erupsi 1930 juga terjadi di ujung tahun seperti saat ini. Waktu itu puncak fase Merapi terjadi pada 18 Desember 1930 sekitar 23 hari setelah munculnya kubah baru. Sebelum terjadi puncak erupsi, didahului hujan lebat pada 8-9 Desember dan 16 Desember.
Puncak erupsi ditandai dengan ledakan yang hebat yang disusul dengan luncuran awan panas mencapai 11 km. Aktivitas berlanjut sehari setelahnya dengan luncuran awan panas mencapai 12 km dan merambah kurang lebih 20 hektare lahan. Sebanyak 13 desa hancur total, dan 23 desa lainnya rusak parah. Hampir 1.400 orang mati, dan 2.100 ternak tewas. Hujan lumpur juga sampai ke wilayah Jogja. Fase ini baru berakhir pada September 1935.
Petaka ujung tahun juga terjadi pada erupsi 1954. Luncuran awan panas terjadi pada November tahun itu juga menghancurkan Dukuh Klakah Duwur, Selo, Boyolali. Puluhan orang juga tewas.
Dan 2010, Merapi kembali menunjukkan kejanggalannya pada akhir tahun. Apakah benar skenario 1930 akan terulang? Hanya Tuhan dan Merapi yang tahu…(Harian Jogja/Amiruddin Zuhri)
Letusan Merapi Tahun 1930 Tewaskan 1.359 Jiwa
Sejak tahun 1911 Gunung Merapi tercatat sudah 18 kali meletus. Letusan paling banyak memakan korban terjadi pada 14 Desember 1930 dan mengakibatkan 1.359 orang tewas.
Aktivitas Merapi itu menyebabkan terjadinya awan panas dengan jarak luncur 6 kilometer dan berakhir di jarak 11 kilometer dari puncak. Aktivitas Merapi berlanjut pada esok harinya yang mengeluarkan awan panas dengan jarak luncur sejauh 12 kilometer dan menghancurkan area seluas 20 kilometer persegi.
“Letusan itu meleburkan 13 desa dan 23 lainnya rusak berat. Letusan itu mengakibatkan 1.359 orang tewas dan 2.100 binatang ternak seperti sapi dan kambing juga menjadi korban,” kata IGM Agung Nandaka, Kepala Seksi Metode dan Teknologi Mitigasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPTTK) Yogyakarta, Senin (25/10)..
Letusan itu didahului oleh hujan lebat pada 8-9 Desember 1930 dan hujan selama hampir 3 jam pada 16 Desember. Fase efusif ditandai dengan leleran lava mulai Januari 1931 dengan laju pertumbuhan yang bervariasi. Leleran lava ini kadang jatuh menimbulkan awan panas kecil. Aktivitas berakhir September 1931, tetapi hujan lebat menyebabkan terjadinya lahar yang masih membawa material panas.
Jalan di kota magelang yg tertutup debu letusan gunung merapi sedang dibersihkan
sumber: www.kaskus.us